Selasa, 19 Maret 2013

LIBURAN with nagh E_One diBANTIMURUNG



Berwisata ke Bantimurung Yuk ..


Hmmm, kupu-kupu dan air terjun. Sebagai seorang tukang khayal,
menurutku dua hal tersebut adalah kombinasi yang cantik. Jadi, jangan salahkan aku 
kalau lantas aku langsung berkhayal akan ribuan kupu-kupu berterbangan menghiasi
derasnya kucuran air terjun lengkap dengan suara-suara penghuni hutan yang lain. 
Ah, kerennya :)
Air terjun yang dimaksud bernama Air Terjun Bantimurung.
letaknya sendiri diKab. Maros, Sulawesi Selatan. 
Air terjun ini termasuk bagian dari Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. 
Jaraknya 45 km dari Makassar atau hanya 45 menit dari 
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. 
Rutenya cukup mudah, dari kota Makassar arahkan kendaraan menuju 
Jl. Poros Makassar – Maros. 
Panduan menggunakan angkutan umum, bisa pembaca simak di blog ini.
Air Terjun Bantimurung

Sepanjang perjalanan,..
hamparan sawah nan hijau dan 
rumah-rumah adat menghiasi pemandangan
terutama sebuah sungai 
yang berada di sepanjang tepi jalan raya, 

Hanya saja, perasaan aneh mulai muncul
Sebab sedari tadi jalannya lurus-mulus 
alias tak ada tanjakan. Medan
 yang menyenangkan bagi para pesepeda. 
Namun apa ada air terjun yang letakknya tidak di ketinggian?
Menjelang memasuki wilayah Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung 
perasaan gundah itu sirna, 
berganti ketakjuban akan banyaknya bukit-bukit gamping yang berdiri kokoh
 di tengah hamparan persawahan. 
Hmmm...menarik, jadi di tengah perbukitan gamping ini ada air terjun yang 
dihuni oleh ribuan kupu-kupu kah?
Air Terjun Bantimurung

Menurut blog ini, Bantimurung berasal dari bahasa Bugis, 
benti dan merrung. Benti berarti air, dan merrung berarti bergemuruh. Namun ada yang memelesetkan 
Bantimurung menjadi tempat untuk membanting 
kemurungan. 
Hehehe, ada-ada saja.
Tiket masuk ke Taman Nasional 
Bantimurung-Bulusaraung sebesar Rp 10.000 untuk orang dewasa, 
anak-anak Rp 5.000, dan turis asing Rp 20.000. 
Air Terjun Bantimurung

Suasana di dalam 
Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung
cukup tertata rapi sebagai 
tempat wisata. Kenapa aku sebut “cukup”, 
sebab ya kualitasnya setara 
sebagai tempat wisata masyarakat 
desa yang sederhana. 

Air Terjun Bantimurung

Di sungai Pattunuang inilah air terjun 
Bantimurung berada. Tingginya “hanya” 
15 meter. 
Jadi, arus airnya tidak terlampau deras. 
Hanya saja yang perlu diwaspadai adalah 
batu-batu di sekeliling air terjun yang
sangat...licin.
Pantas saja, ada penyewaan ban untuk 
bermain perosotan di antara bebatuan 
air terjun. 
Terlihat menyenangkan, 
tapi sayangnya tidak buatku! 
Sebab aku kan motret dan wajib hati-hati 
dalam melangkah supaya tidak terpeleset. 
Doh .... !
Air Terjun Bantimurung

Di samping air terjun 
terdapat sebuah tangga yang m
engarah ke puncak air terjun. 
Penasaran, kami menyusuri 
tangga tersebut dan tibalah aku 
di sisi lain dari taman nasional. 
Suasananya 100% berbeda, 
karena benar-benar di tengah hutan. 
Jalan semen yang kami pijak, 
masih terbentang panjang.
Jadilah kami susuri jalan semen itu, 
trekking di tengah hutan tropis yang panasnya bukan main. 
Di beberapa tempat terlihat beberapa kios warung 
dan bangku-bangku yang berjejer rapi. 
Air Terjun Bantimurung

Kira-kira beratus-ratus meter kemudian, 
tibalah aku di sebuah pesisir sungai
 Pattunuang yang dipagari. 
Bentuknya mirip danau yang disebut
 Danau Toakala oleh warga setempat. 
Menurut warga setempat, 
katanya pernah ada pengunjung 
yang tewas berenang di sungai. 
Entah karena lalai dengan dasar
 sungai yang cukup dalam atau hal-hal lainnya, 
namun aku merasa tempat inilah
 yang paling banyak kupu-kupunya, 
jika dibandingkan dengan di air terjun.
Bila kita melongok dari pagar akan nampak sebuah air terjun lagi, 
yang sepertinya terlarang untuk dikunjungi. 
Yah, mungkin air terjun itu adalah surga bagi para kupu-kupu yang tak boleh 
diganggu oleh manusia, atau mungkin ada hal-hal lain yang aku tidak tahu. 
Oh ya, kupu-kupu di air terjun ternyata tidak sebanyak yang kubayangkan.
 Yang nampak berterbangan sekitar belasan ekor saja. 
Air terjun Bantimurung sebagai surga kupu-kupu itu sepertinya hanya tinggal dongeng belaka.
Air Terjun BantimurungAir Terjun Bantimurung

Sebabnya? 
Hiruk-pikuk manusia yang kian padat
 (terutama di hari libur) 
sepertinya membuat para kupu-kupu 
menjauhi pesona air terjun. 
Yang demikian ini adalah 
buah simalakama 
dari pengembangan pariwisata, 
di mana kegiatan pariwisata 
akan menganggu lingkungan di sekitarnya.
Jadi mungkin sudah tak layak lagi 
air terjun Bantimurung mendapat 
predikat surga kupu-kupu. 
Ah ...
jangan-jangan predikat itulah yang
 memancing banyak orang untuk 
bertandang kemari dan pada akhirnya 
menggusur surga bagi para insekta
 bersayap indah itu.
Tentu pembaca juga tertarik
 dengan air terjun yang menjadi surga bagi 
para kupu-kupu bukan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar